Selasa, 29 Desember 2009

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BUDIDAYA JAMUR TIRAM


KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Semoga Bapak selalu dalam lindungan dan kasih sayang-Nya disetiap aktivitas yang dilakukan. Amiin.

Program pengentasan kemiskinan yang direncanakan oleh pemerintah yang ada di daerah kami masih jauh dengan apa yang diharapkan, karena masyarakat masih banyak yang berada dibawah garis kemiskinan terutama bagi pemuda yang tidak mempunyai pendididkan dan skill yang baik.

Maka dari itu sangat diperlukan upaya-upaya untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kami sebagai Lembaga Pemberdayaan Pemuda dan Masyarakat yang bergerak dibidang kewirausahaan pemuda ingin meneruskan Program Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), dalam hal ini Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, yang membuat kebijakan penyelenggaraan Program Kemitraan Pendidikan Kewirausahaan Pemuda, atau Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) bagi pemuda, melalui kerjasama sinergis dengan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemennegpora). Dengan adanya program tersebut kami sebagai pemuda, hati kami menjadi tergugah untuk berdaya an berkarya yang bermanfaat bagi pemuda Khususnya, masyarakat pada umumnya dan kami akan mendirikan sebuah Kelompok Usaha Pemuda Produktif.

Sehubungan dengan keterbatasan dana kami atas nama LPPM Putra Mekar Mandiri yang terkoordinasi dalam Perhimpunan Intelektual Muda Cikarang Pusat Kota Raya “TOGA CIPUTRA” ingin melaksanakan Program Pemberdayaan Pemuda & Masyarakat berupa Budidaya Jamur Tiram Putih di Kp Tegal Danas RT. 001/001 Desa Hegar Mukti Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi.
Semoga upaya mulia kita ini, mendapat Ridho dari Allah SWT, amin.















I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur merupakan tumbuhan yang hidup memanfaatkan makanan dari tumbuhan yang telah mati. Beberapa jamur sudah dibudidayakan dan menjadi industri yang menggiurkan. Contoh jamur yang sedang tren dibudidayakan adalah Jamur Tiram yang biasa dibudidayakan dalam media serbuk gergaji. Oleh karena bahan bakunya adalah serbuk gergaji maka sangat mudah didapatkan dan harganyapun sangat terjangkau. Bahan utama dalam pembuatan media tanam jamur tiram adalah serbuk gergaji, Dedak, Kapur. Ketiga bahan ini sangat mudah didapatkan khususnya di daerah Bekasi. Dedak merupakan limbah dari pabrik penggilingan padi yang sangat melimpah di Bekasi. Begitupun batu kapur dapat dengan mudah kita jumpai di matrial-matrial bangunan di Bekasi.
Selain mudahnya mendapatkan bahan baku, budidaya jamur tiram juga sangat mudah dalam pemeliharaannya. Kegiatan utama yang harus dilakukan setiap hari ketika sudah produksi jamur tiram adalah panen, siram dan korek. Panen dilakukan setiap hari dan sebaiknya dilakukan pagi atau sore. Sedangkan penyiraman khususnya daerah Bekasi minimal 3 kali sehari karena suhunya yang panas. Setelah dipanen maka media dikorek (dibersihkan) dari sisa kotoran bonggol jamur yang tersisa.
Panen yang dapat dilakukan setiap hari menjadikan penghasilan rutin masyarakat yang membudidayakannya. Sehingga uang untuk operasional bisa didapatkan setiap hari. Selain itu dengan panennya bisa setiap hari maka usaha ini untuk balik modalnya relative lebih cepat.
Kondisi lingkungan bekasi sangat bagus untuk perkembangan miselium. Dimana Miselium akan tumbuh optimal pada suhu diatas 28 derajat celcius. Dengan kondisi bekasi yang relative panas maka pertumbuhan misselium akan semakin cepat dari perkiraan/umum. Karena kondisi suhu yang panas mempercepat tumbuhnya misselium sehingga dalam waktu kurang lebih satu bulan misselium sudah putih semua.
Potensi peluang pasar jamur tiram sangat terbuka dan bisa bersaing dengan jamur yang didatangkan dari luar (Bandung) Jamur segar sangat diminati pembeli sehingga tidak ada saingan, kondisi jamur dipasar pada saat ini umumnya sudah dicampur air + Pengawet. Sehingga jamur terlihat lembek dan layu dan cenderung untuk memberatkan kepada nilai timbangan.





B. Pengertian
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) atau jamur tiram putih adalah jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem.
Tubuh buah memiliki batang yang berada di pinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau King Oyster Mushroom.
Tubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin dengan diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.
Pembudidayaan jamur tiram biasanya dilakukan dengan media tanam serbuk gergaji.
Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin.
Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan untuk memperoleh nitrogen.
Peluang Usaha budidaya Jamur tiram
Sejak dekade 1980-an dibeberapa kawasan pulau Jawa sudah banyak berdiri pertanian dan perusahaan jamur konsumsi. Adapun jenis jamur kayu yang banyak diusahakan adalah seperti jamur tiram (pleuretus spp), kuping (hiratake, lember) dan shiitake. Khusus untuk jamur tiram saat ini peluang usahanya terbuka luas karena bibit unggul dalam bentuk botol maupun log sudah banyak tersedia.
Selain itu banyak petani ataupun pengusaha yang saat ini menjual log siap tanam dengan harga relatif murah sehingga membuka peluang bagi para pemula yang ingin terjun dalan usaha ini dengan modal yang tidak terlalu besar. Dengan cara menyewa kumbung kepada petani dan membeli log siap tanam menjadi pilihan terbaik bagi pemula yang ingin mendalami budidaya ini.







C. Tujuan
Tujuan Umum usaha ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bekasi khususnya anggota LPPM sehingga bisa mendapatkan pendapatan tambahan dari usaha budidaya jamur tiram yang secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara umum.
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengembangkan keahlian para pemuda dalam budidaya jamur tiram di wilayah Bekasi. Sehingga dengan berkembangnya usaha ini maka harapan lebih jauhnya adalah menjadikan Bekasi sebagai salah satu sentra jamur tiram di Indonesia.

II. RUANG LINGKUP USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

A. Organisasi Penyelenggara
lembaga penyelenggara kegiatan budidaya jamur tiram ini adalah Lembaga Pemberdayaan Pemuda dan Masyarakat (LPPM) Putra Mekar Mandiri. LPPM Putra Mekar Mandiri merupakan LPPM Binaan Yayasan Toga Ciputra (Perhimpunan Intelektual Muda Cikarang Pusat Kota Raya).
Adapun susunan Struktur Organisasi LPPM Putra Mekar Mandiri sebagai berikut :


Kualifikasi Tim Budidaya Jamur Tiram LPPM Putra Mekar Mandiri
No Nama Jabatan Kualifikasi Pendidikan Pengalaman (Tahun)
1 Wahyudin, S.Pi Ketua Sarjana 3
2 Wira Wakil Ketua SMA 2
3 Kumpay Eka Wijaya Sekretaris SMA 2
4 Andi Taryadi Bendahara SMA 1
5 Ace Rusmana Ketua Kelompok 1 SMA 1
6 Wakil Anis Ketua Kelompok 2 SMA 2
7 Wakil Usup Ketua Kelompok 3 SMA 1
8 Agus Jelel Ketua Kelompok 4 SMA 2
9 Ust. Nagin Ketua Kelompok 5 SMA 1
10 Asan Ashari, S.Km Ketua Kelompok 6 Sarjana 2

B. Sasaran
Sasaran Program ini adalah para Pemuda Binaan LPPM Putra Mekar Mandiri dan Masyarakat umum yang memiliki minat dan mempunyai lahan/ruangan cukup luas dan sesuai untuk budidaya Jamur Tiram. Jumlah sasaran Program Budidaya Jamur Tiram adalah 6 Kelompok dimana masing-masing kelompok memiliki anggota paling sedikit lima orang. Anggota kelompok tersebut memiliki latar belakang pendidikan SD-SMA yang rata-rata belum mempunyai pekerjaan yang tetap.

C. Narasumber/Pendidik/Instruktur
Narasumber dalam pelatihan Budidaya Jamur Tiram adalah Tim Budidaya Jamur Tiram LPPM Putra Mekar Mandiri yang secara lebih detail sudah dijelaskan diatas.

D. Fasilitas, Tempat
Fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran adalah Kumbung beserta peralatan lainnya yang merupakan milik LPPM Putra Mekar Mandiri. Sedangkan lokasi Pelatihan dan Praktek Budidaya Jamur Tiram dilakukan di


Kumbung LPPM Putra Mekar Mandiri yang bertempat di Kp. Tegaldanas RT. 001/001 Ds. Hegar Mukti Kec. Cikarang Pusat – Bekasi.

E. Kurikulum dan Evaluasi
Pelatihan dan Praktek Budidaya jamur Tiram yang dilaksanakan oleh LPPM Putra Mekar Mandiri dilaksanakan setiap 6 bulan sekali atau setiap ada penambahan kelompok baru. Selain itu juga dilakukan pembinaan dari awal proses budidaya sampai pemasaran sehingga kelompok-kelompok Budidaya Jamur Tiram dapat terorganisir. Bahan ajar yang digunakan dalam proses Pelatihan dan Praktek Budidaya Jamur Tiram adalah Buku Panduan Budidaya Jamur Tiram dan Makalah serta SOP yang dibuat oleh Tim Budidaya Jamur Tiram LPPM Putra Mekar Mandiri.
Evaluasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengecekan dan pemantauan hasil budidaya Jamur tiram di masing-masing kelompok oleh Tim Budidaya Jamur Tiram LPPM Putra Mekar Mandiri .

F. Pengembangan jaringan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah menciptakan peluang usaha bagi pemuda dan masyarakat sekitar sehingga dapat meminimalisir pengangguran dan dapat membuat lapangan usaha baru. Dengan adanya contoh usaha budidaya Jamur Tiram diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan peluang yang ada. Setelah itu diharapkan dapat menjadi sentra jamur Tiram untuk wilayah bekasi. Dalam melakukan pengembangan usaha ini LPPM Putra Mekar Mandiri telah dan akan bekerja sama dengan pihak Desa, Kelurahan, Kecamatan, kabupaten (Dinas terkait) serta Lembaga lainnya yang memiliki kesamaan tujuan.





III. LANGKAH-LANGKAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM
A. Persiapan Lokasi dan Media Tanam
1. Pembuatan Kumbung
Secara umum budidaya jamur tiram bisa dilakukan di sembarang lokasi yang memenuhi syarat tumbuh dari jamur tiram. Syarat yang harus dipenuhi diantaranya : jamur tiram membutuhkan kelembapan tinggi, suhu udara yang relatip dingin, terlindung dari hujan dan matahari dan bebas dari spora jamur lain yang akan menjadi kontaminan. Oleh karena itu dalam budidaya jamur tiram perlu adanya Kumbung. Kumbung adalah bangunan berbentuk rumah yang sengaja dibuat untuk budidaya jamur tiram dengan kondisi ruangan dibuat menyerupai habitat asli jamur tiram. Rangka kumbung bisa terbuat dari besi, kayu atau bamboo sesuai dengan modal si pengusaha. Pada prinsipnya bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan keuangan. Dindingnya bisa terbuat dari tembok, bamboo/bilik, terval atau bahan lain yang bisa dibuat dinding.
Untuk atap bisa menggunakan genting atau anyaman daun nupah, tebu, jerami dan lainnya asalkan dapat melindungi dari terik matahari dan hujan. Kumbung harus dibuat jendela untuk sirkulasi udara dan dibuatkan pintu untuk keluar masuk pegawai. Ukuran kumbung yang biasa dibuat dan cukup memadai adalah 6 x 4 x 2,5 m. dengan ukuran tersebut bisa dibuat 2 rak dan bagian tengah dikosongkan untuk lalulintas orang.

2. Penyiapan Media Tanam
Bahan baku pembuatan media tanam jamur tiram adalah serbuk gergaji atau bahan lainnya yang banyak mengandung selulosa. Sebelum digunakan serbuk harus diayak terlebih dahulu agar halus dan memisahkan dari serpihan kulit kayu, kerikil, dan gumpalan tanah agar nantinya tidak merusak plastik dan nantinya bentuknya seragam. Sebagai bahan campuran serbuk gergaji yaitu : 1) Bekatul yang kaya akan karbohidrat, karbon, nitrogen dan vitamin yang bisa mempercepat pertumbuhan misselium jamur tiram. 2) Kapur (CaCo3) yang berfungsi untuk mengontrol pH. 3) Gips (CaSO4) yang berfungsi untuk mengokohkan struktur suatau bahan media jamur tiram.


B. Penanaman Bibit Jamur Tiram
1. Pembuatan Log
Log/Baglog adalah media tanam jamur tiram yang bahan bakunya adalah serbuk gergaji. Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan Log adalah :
a. Pencampuran
Pencampuran adalah proses awal membuat log jamur tiram. Bahan-bahan utama (serbuk gergaji, kapur gips dan bekatul) dicampur dengan komposisi yang biasa dipakai umum adalah : Serbuk kayu 10 Kg, Bekatul 1 Kg, kapur 50 gr, gips 150 gr dan TPS 50 gr. Pencampuran dilakukan secara kering kemudian setelah campur semua baru ditambah air sampai dengan 60% kadar airnya.

b. Pengomposan
Pengomposan bertujuan untuk mengurai senyawa-senyawa yang terdapat dalam media tanam sehingga mudah diserap oleh jamur tiram. Pengomposal dilakukan dengan cara menimbun bahan yang sudah dicampur dengan terval atau plastic.

c. Pembungkusan
Media yang sudah dikomposkan dimasukan kedalah plastic polypropilen yang tahan terhadap panas dengan ukuran plastic yang biasa digunakan ukuran 20 x 30 atau 17 x 30. setelah dimasukan media tanam di padatkan dan ditutup plastiknya menggunkan karet agar tidak kemasukan air pada waktu pengukusan.

d. Sterilisasi Baglog (Tradisional dan Modern)
Dalam sterilisasi terdiri dari dua yaitu tradisional dan modern. Secara tradisional menggunakan drum untuk mengukus media tanam. Sedangkan sterilisasi modern menggunakan tabung boiler sehingga kapasitasnya tinggi. Dalam proses sterilisasi suhu yang dibutuhkan adalah antara 85-1000C dengan tekanan 2 atm.



e. Pendinginan
Setelah dikukus dalam drum/boiler sebelum di lakukan pembibitan media diturunkan dan didinginkan anatara 8 – 12 jam. Setelah jamur dingin maka siap untuk di bibit.

2. Penanaman Jamur Tiram
a. Inokulasi
Inokulasi dilakukan setelah baglog dingin dan dilakukan dalam ruangan yang tertutup dan steril. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan menyemprotkan alcohol 70 % keseluruh ruangan dan tangan sesaat sebelum melakukan pembibitan. Pembibitan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang dengan tugas 1 orang menebar bibit dan satu orang lainnya secepat mungkin menutup hasil penanaman bibit agar kontak dengan udara luar menjadi minimal sehingga diharapkan kontaminasinya rendah.
b. Inkubasi
Setelah dilakukan pembibitan baglog dimasukan dalam ruang inkubasi selama 30 – 60 hari. Proses inokulasi berhasil jika tumbuh miselium putih pada media tanam jamur tiram, jika tidak tumbuh dalam waktu dua minggu baglog harus di sterilisasi ulang dan di inokulasi kembali.
c. Seleksi
Setelah umur inkubasi selsesai media jamur yang sudah putih ddi seleksi dimana yang gagal adalah yang medianya tidak tertutup putih oleh miselium sehingga perlu untuk didaur ulang atau dibuang.

d. Memasukan baglog ke kumbung
Setelah diseleksi madia jamur tiram dibawa kedalam kumbung pemeliharaan yang berfungsi untuk memanen jamur yang sudah tumbuh. Kurang lebih 1 minggu setelah dimasukan maka jamur akan tumbuh.

e. Penyayatan baglog/buka tutup baglog.
Baglog yang sudah putih dan telah dibawa ke ruang kumbung maka perlu penyayatan untuk membuat tempat keluar jamur.




Pemeliharaan
Pemeliharaan Jamur tiram secara umum adalah mengatur suhu dan kelembapan agar sesuai dengan habitat aslinya. Sehingga suhunya berkisar antara 16 – 22 oC dengan kelembapan 80 – 90 %. Cara mengatasi suhu dan kelembapan adalah dengan melakukan sprayer atau pengabutan terhadap media sehingga suhu terjaga dingin dan kelembapan tetap. Frekuensi pengabutan disesuaikan dengan keadaan cuaca dan tempat. Tempat yang panan bisa dilakukan 3-5 kali dalam sehari pengabutannya. Selain itu juga bisa diakali dengan membuat sirkulasi udara agar udara panas yang ada didalam kebuang dan tentunya suhu akan turun. Sirkulasi tersebut berupa jendela yang terdiri dari 2 jendela minimal karena untuk angin masuk dan keluar.

D. Panen dan Pasca Panen

1. Panen
Pemanenan dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan dan dipetik atau bisa juga menggunakan pisau. Sisa akar jamur yang tertinggal harus dibersihkan agar tidak membususk dan mengganggu pertumbuhan calon jamur baru. Pembersihan sisa akar menggunakan penjepit atau spatula. Waktu panen yang paling baik adlaah sebelum pukul 10.00 dan kurang lebih jam 15.00 - jam 17.00 sore. Umur Jamur tiram biasanya 4-5 hari setelah tumbuh tubuh buah jamur.
2. Pasca Panen
Tahap Pertama yang dilakukan setelah panen adalah membersihkan kotoran yang ada dijamur. Setelah dibersihkan jamur dikemas dalam plastic dengan menyusunnya secara hati-hati supaya rapih dan tidak rusak jamurnya. Setelah disusun maka plastic ditutup dengan karet supaya hampa udara. Hal ini untuk menghindari penguapan air dan penyusutan berat jamur.

IV. RENCANA PENGGUNAAN ANGGARAN
V. TOLOK UKUR KEBERHASILAN

Jumlah Peserta Program yang berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran sampai tuntas (bersertifikat) adalah 6 Kelompok tahap awal serta kelompok tambahan lainnya. LPPM Putra Mekar Mandiri dengan Tim Budidaya Jamur Tiramnya memiliki kesanggupan untuk melaporkan pelaksanaan program sesuai dengan success story dalam Lampiran. Selain itu LPPM Putra Mekar Mandiri juga memiliki kesanggupan untuk mengadministrasikan kegiatan dengan tertib.

VI. PENUTUP
Usaha budidaya Jamur tiram ini sudah dilakukan oleh LPPM Putra Mekar Mandiri dan hasilnya cukup memuaskan sehingga akan menjadi peluang yang besar untuk dikembangkan di daerah Bekasi. Dengan usaha ini maka akan membuka peluang kerja untuk menjadi karyawan produksi jamur tiram sehingga masyarakat sekitar kesejahteraannya secara tidak langsung akan meningkat. Adapun berhasil atau tidaknya usaha budidaya jamur tiram sepenuhnya adalah kehendak dari Allah SWt. Kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar dan berusaha sebaik mungkin mengikuti prosedur yang ada sehingga peluang untuk gagal dan terkontaminasi menjadi minim.

NAMA KELOMPOK
AHMAD SATIBI 20206052
DIPTARINA YASMEEN 20206264
HENDRIK SUGIARTO 20206419
INDAH PUSPITA 20206470
RISNA HARIANISYA 20206845


4EB07

Tidak ada komentar: